Pengertian konflik yang sederhana adalah saling
memukul (Indianto Muin. 2004:3). Sedangkan pengertian yang lebih luas, konflik
sosial merupakan perselisihan antara dua pihak yang ditandai dengan perilaku
yang menunjukkan permusuhan secara terbuka dan gangguan dengan sengaja terhadap
pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya (Rusman Efendi. 2005:3)
Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses
bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang relatif sama
dan bersifat terbatas (K, Pramesthi. 2004:10).
Di dalam masyarakat, yang merupakan kumpulan
individu bersifat kompleks, pertentangan-pertentangan yang bisa menimbulkan
konflik tidak bisa dihindari. Kondisi ini juga berlaku bagi siswa ketika melakukan
interaksi di dalam masyarakat, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Namun, seringkali siswa tidak mampu untuk
menyelesaikan konfliknya, sehingga konflik tersebut tidak dapat dikendalikan
dan berujung pada timbulnya kekerasan. Ketidakmampuan tersebut, disebabkan
siswa belum mengetahui tentang pengertian konflik, faktor penyebab, dampak dan
cara penyelesaiannya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis
mencipakan model pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan
karena melibatkan siswa itu sendiri. Keterlibatan siswa ini dengan cara
mengungkapkan konflik pribadi yang pernah dialami dalam bentuk tulisan dan
menganalisisnya dengan materi yang telah diajarkan.
Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut kejujuran dan daya analisisnya.
Kejujuran berarti siswa mengungkapkan konflik pribadi secara apa adanya dan
tanpa ada yang ditutupi. Sedangkan daya analisis berarti siswa memahami dan
mengenali konflik pribadi serta mencari pemecahannya sesuai dengan materi yang
diajarkan. Untuk lebih jelas dan gamblang, bisa di klik di sini yaa
Ikhwanul Abrori - Jejaring Sosiologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen di sini yaa ... :-)